Selasa, 05 Oktober 2010
Menguji Eksistensi Junaidi
BALISTIKCYBER'S - Laga Persiba Balikpapan menjamu Pelita Jaya pada Rabu (6/10) sore ini merupakan laga kandang skuad Beruang Madu –julukan Persiba- di musim ISL 2010/2011 ini. Setelah berhasil menuai dua poin di dua laga tandang, otomatis laga kandang perdana ini tidak hanya sekadar menjadi ajang perburuan target Persiba, tapi juga menguji eksistensi Junaidi sebagai pelatih yang dibesarkan Persiba. “Ya ini memang pertandingan kandang perdana bagi tim kami.
Tidak ada kata lain, tentunya torehan poin penuh menjadi harga mati yang tidak dapat ditawar-tawar,” ujar Junaidi. Junaidi cukup terlecut untuk membawa timnya tampil sebaik mungkin. Apalagi dirinya tidak hanya sekadar berdomisili di Balikpapan, namun juga Persiba sudah memberi andil membesarkan namanya. “Laga perdana ini sangat berarti bagi saya bersama tim.
Saya tidak memungkiri beban sebagai pelatih lokal tentunya ada, apalagi ini laga resmi perdana saya bersama Persiba di pentas ISL dan di hadapan pendukung sendiri,” terangnya. “Tapi bermodal pengalaman, tentunya hal tersebut saya anggap biasa dan menjadi resiko karir profesional baik sebagai pemain atau pun sebagai pelatih. Dan itu pasti juga akan dirasakan pelatih lain,” sambung Junaidi.
Untuk benar-benar menyatukan kebersamaan dan dukungan besar masyarakat Balikpapan kepada tim kesayangannya, Junaidi sangat berharap kepada segenap elemen supporter Persiba untuk membuktikan loyalitas mereka. “Tidak hanya pada laga kandang kali ini saja, tapi bagaimana untuk membangun kebersamaan tim dan masyarakat Balikpapan, saya berharap loyalitas supporter Persiba benar-benar dapat dibuktikan dengan membirukan stadion.
Tidak hanya pada laga besok (hari ini.Red), tapi harapan saya yang juga orang Balikpapan yaitu dukungan itu terus mengalir bersama Persiba,” ujar mantan pemain Timnas PSSI Garuda tersebut. Menurut Junaidi, suporter adalah pemain ke 13 dalam suatu pertandingan. “Hanya saja bagaimana pun jalannya pertandingan, saya minta Persibamania tetap memberikan dukungan berlandaskan sportifitas.
Tunjukkan Persibamania adalah supporter fanatik dan menjunjung fair play sebagaimana tim Persiba. Dukungan suporter menjadi motivasi kami untuk meraih hasil maksimal,” tandas Junaidi.(san)
Tidak ada kata lain, tentunya torehan poin penuh menjadi harga mati yang tidak dapat ditawar-tawar,” ujar Junaidi. Junaidi cukup terlecut untuk membawa timnya tampil sebaik mungkin. Apalagi dirinya tidak hanya sekadar berdomisili di Balikpapan, namun juga Persiba sudah memberi andil membesarkan namanya. “Laga perdana ini sangat berarti bagi saya bersama tim.
Saya tidak memungkiri beban sebagai pelatih lokal tentunya ada, apalagi ini laga resmi perdana saya bersama Persiba di pentas ISL dan di hadapan pendukung sendiri,” terangnya. “Tapi bermodal pengalaman, tentunya hal tersebut saya anggap biasa dan menjadi resiko karir profesional baik sebagai pemain atau pun sebagai pelatih. Dan itu pasti juga akan dirasakan pelatih lain,” sambung Junaidi.
Untuk benar-benar menyatukan kebersamaan dan dukungan besar masyarakat Balikpapan kepada tim kesayangannya, Junaidi sangat berharap kepada segenap elemen supporter Persiba untuk membuktikan loyalitas mereka. “Tidak hanya pada laga kandang kali ini saja, tapi bagaimana untuk membangun kebersamaan tim dan masyarakat Balikpapan, saya berharap loyalitas supporter Persiba benar-benar dapat dibuktikan dengan membirukan stadion.
Tidak hanya pada laga besok (hari ini.Red), tapi harapan saya yang juga orang Balikpapan yaitu dukungan itu terus mengalir bersama Persiba,” ujar mantan pemain Timnas PSSI Garuda tersebut. Menurut Junaidi, suporter adalah pemain ke 13 dalam suatu pertandingan. “Hanya saja bagaimana pun jalannya pertandingan, saya minta Persibamania tetap memberikan dukungan berlandaskan sportifitas.
Tunjukkan Persibamania adalah supporter fanatik dan menjunjung fair play sebagaimana tim Persiba. Dukungan suporter menjadi motivasi kami untuk meraih hasil maksimal,” tandas Junaidi.(san)
Artikel Terkait
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar:
Posting Komentar