Sabtu, 23 Oktober 2010
Kolektivitas Tim Persiba Minim
![]() |
| Dadic Masih Pegang Peran Sentral |
Hasilnya meski sukses meraup kemenangan perdana di kandangnya saat membekuk Pelita Jaya Karawang (6/10), Persiba dibuat babak belur saat melakoni dua laga tandangnya ke markas Persib Bandung dan Sriwijaya FC. “Kami belum menemukan solusi terbaik yang berkualitas sepadan dengan Mijo Dadic sebagai libero untuk mengamankan barisan pertahanan tim kami,” kata Junaidi menyikapi performance pemainnya.
Ya, absennya Mijo sebagai sentral barisan pertahanan Persiba memang tidak hanya berpengaruh pada solidnya lini belakang Persiba. Tapi pengaruh besar Mijo seolah berdampak pada mental bertanding Beruang Madu. Mijo seolah menjadi motivator dalam penggawa Persiba untuk mau tampil beringas dengan tidak mengabaikan kolektivitas tim baik di lapangan maupun di luar lapangan.
Akibat merosotnya mental bertanding skuadra Persiba pun seolah terkesan mencolok dalam setiap memasuki babak 45 menit kedua yang ujung-ujungnya berbuah pahit memaksa Persiba menelan kekalahan beruntun di away terakhirnya. “Sebenarnya pola permainan sudah berjalan baik, hanya saja memang saya akui kolektivitas tim kami masih minim. Hal ini lah salah satu penyebab mudahnya penyerang lawan menorobos hingga lini belakang kami,” katanya.
Apalagi lanjut Junaidi, menjelang dua laga tersebut Eddy Gunawan dan Dwi Joko pun menyusul absen yang semakin membuat formasi Persiba mengalami perabahan dadakan. Menurut Junaidi, minimnya kolektivitas timnya tersebut membuat tidak berjalannya koordinasi di lapangan. Junaidi tidak menilai sebagaimana tanggapan pengamat ataupun pemirsa yang kerap menilai buruk lini bertahan timnya tanpa Mijo.
“Bukan hanya lini pertahanan yang bertangung jawab, tapi seharusnya semua lini mampu menerapkan pola bertahan, demikian pula saat menyerang tentuny serangan pun akan terbangun secara kolektiv yang diawali dari barisan belakang,” terang Junaidi. “Jika kolektivitas kerja tim ini berjalan baik di lapangan saya optimis Persiba lebih baik.
Dan ini yang terus saya tekankan untuk memotivasi semua pemain agar belajar dari kekalahan untuk menjadi motivasi,” imbuhnya. “Kami memang harus memaksimalkan pemain yang ada, itu solusi yang harus kami atas dengan tidak adanya Mijo Dadic. Pada dasarnya untuk lini belakang kami memang masih satu lagi pemain dimana harapan saya jika sewaktu-waktu Mijo absen, pemain tersebut layak untuk menggantikannya,” terang Junaidi.
Diakui Junaidi, memang masih ada satu pemain yang diharapkan Junadi mengisi minimnya pemain belakang mereka. Namun sosok Absor Fauzi yang dimaksudnya masih jauh dari harapan. “Apalagi dia masih minim pengalaman, butuh waktu untuk membuat Absor siap mengisi posisi tersebut, tapi sewaktu-waktu dia harus siap tampil,” ungkapnya.
Problem yang dihadapi Persiba rupanya juga tidak luput dari pantauan Ketua Umum Persiba , H. Syahril HM Taher. Dari dua kali kekalahan timnya pada away ke kandang Persib dan Sriwijaya, merupakan bukti nyata pengaruh dari absennya Mijo. Selain sosok sebagai leadersip di lapangan hijau, sebagai libero Mijo masih yang terbaik. “Pernanan Mijo memang cukup besar terutama untuk barisan pertahanan tim kita.
Untuk me ngatasi itu, pelatih memang harus mencari solusi terbaik. Apalagi selama ini sosok Mijo juga sanggup menjadi motivasi dalam timnya, dan itu yang juga harus dimiliki semua pemain sehigga jika sewaktu-waktu Mijo absen sosok pemain pengganti pun siap,” tegas Syahril.(san)
Artikel Terkait
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar:
Posting Komentar