SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI BALISTIK MARI BERSAMA-SAMA MEWUJUDKAN SUPPORTER KREATIF DI KALIMANTAN TIMUR.LOYALITAS TANPA BATAS !
Rabu, 08 September 2010

Trio Kaltim Sisakan Beragam PR

Persiba Adalah Tim dengan Manajemen Yang paling Baik
Jelang bergulirnya Indonesia Super League (ISL) pada 26 September mendatang, tiga tim Kaltim, Persiba, Persisam dan Bontang FC ternyata memiliki beragam masalah. Kualitasnya problem yang dihadapi jelas berbeda. Itulah yang akan jadi pekerjaan rumah (PR) dan harus bisa tertutupi sebelum peluit kick off dibunyikan.

Robi johan, Balikpapan

TIDAK bisa dipungkiri, jika dari tiga tim Kaltim, nama Bontang FC berada di barisan paling belakang dalam urusan persiapan tim. Sejatinya tim ini di akhir kompetisi musim lalu menjanjikan kekuatan yang mumpuni. Namun terpaan badai dan krisis keuangan membuat tim yang dulunya bernama Bontang PKT itu seolah menyimpan bom waktu. Gaji yang tertunggak, ketidakjelasan status kontrak serta tidak adanya jaminan keberadaan pemain musim depan, pelan-pelan merontokkan kekuatan yang dikomandani pelatih Fakhri Husaini.

Tercatat, 6 pemain dari sekitar 15 nama yang direkomendasikan Fakhri memilih hengkang ke klub lain. Alasan awalnya, para pemain itu ingin mencari pengalaman di klub baru. Namun dalam waktu terkini, masalah finansial yang ternyata menjadi pemicu kepergian pemain-pemain itu.

Kekuatan pun goyang. Fakhri dipaksa melakukan desain ulang kekuatannya. Di saat yang bersamaan, Fakhri masih dihadapkan pada kenyataan pemainnya yang masih bertahan di Bontang melakukan aksi mogok latihan. Itu juga merupakan buntut tidak dibayarkannya gaji sejak Juni lalu. Meski akhirnya pemain bersedia melanjutkan latihan, namun suasana kembali memanas saat petinggi klub menyatakan pemain yang tidak bersabar dengan kondisi keuangan, diberi pintu untuk mengundurkan diri.

Jelas hal itu memicu perpecahan. Pemain merasa kecewa karena segala bentuk kesabaran sudah ditunjukkan. Di sisi lain, petinggi klub juga jengah dan menilai sikap cengeng yang ditunjukkan pemain, dan pelatih tidak sepantasnya dilakukan. Buntutnya, Fakhri sendiri ingin segera meninggalkan klub, meski ia mengaku masih menghormati statusnya yang ditugaskan oleh PT Pupuk Kaltim, untuk menangani klub, dan tercatat hingga 27 September. “Saya hormati penugasan saya, dan akan menyelesaikannya sesuai waktu yang ditetapkan,” ujar Fakhri kala itu.

Namun niatan Fakhri, serta suasana panas di BFC mereda setelah ditemukannya solusi dari manajemen bahwa pemain akan mendapatkan haknya, sebelum lebaran tiba. Meski pada akhirnya gaji yang diterima hanya senilai satu bulan gaji, pemain merasakan niatan baik dari manajemen dan akan menunggu pelunasan sebelum kompetisi digulirkan. Jika tidak juga terealisasi, besar kemungkinan pemogokan akan kembali terulang.

Pekerjaan rumah yang hanya bisa teratasi dengan jaminan tak ada lagi penundaan pembayaran atau keterlambatan gaji. Ancaman pemogokan jelas tidak hanya akan terjadi sekali ini saja. Pasalnya, reputasi manajemen di mata pemain sudah tercoreng.

Kondisi yang dialami BFC sejatinya setali tiga uang dengan tetangga terdekat, Persisam Putra Samarinda. Di awal Agustus lalu, Persisam juga kelimpungan menyusun kekuatan. Bedanya, jika manajemen BFC sudah berani melakukan persiapan tim meski tidak ada kejelasan dana, Persisam justru baru akan melakukan persiapan ketika pemerintah bersedia menyediakan dana seperti yang diminta manajemen klub.

Memang, dari tiga tim Kaltim di ISL, semuanya masih menjadikan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai penyuplai bahan bakar utama.

Dari situlah kenapa akhirnya Persisam dan Bontang mengalami kesulitan keuangan. Karena dana APBD untuk menghidupi klub di musim sebelumnya, sudah terkuras habis. Sementara untuk persiapan tim, dana yang mungkin didapat berasal dari APBD-Perubahan. Ini menjadi tidak mudah karena pembahasannya berdekatan dengan kickoff ISL.

Pada akhirnya, Persisam yang mendapat kejelasan nasib dari DPRD Kota berupa persetujuan dana sesuai permintaan manajemen, pelan tapi pasti masuk kembali ke jalurnya. Bahkan bisa dibiang Persisam tak perlu repot mencari pemain karena kekuatan musim lalu sebenarnya sangat kompetitif. Dengan berstatus tim kumpulan para bintang, masalah internal manajemen-lah yang menjadi problem terbesar prestasi bagus tak menyambangi Kota Tepian. “Dari sisi teknik dan kemampuan, pemain musim lalu masih sangat pantas dipertahankan,” begitu penuturan Harbiansyah Hanafiah, general manajer Persisam menyebut kenapa timnya tak melakukan perombakan besar-besaran.

Kini, Persisam tinggal menyempurnakan kekuatannya. Perekrutan Julio Lopez yang musim lalu membela Persiba dinilai menjadi pembelian terbaik. Meski usianya sudah menginjak 33 tahun, tapi kapasitas dari striker asal Chile itu dinilai masih layak untuk bersaing di ISL. Masalah yang dihadapi, mungkin hanya persoalan Hendri Susilo, pelatih yang ternyata lisensinya belum mencukupi untuk duduk di kursi pelatih tim ISL, meski sebenarnyanya kapasitasnya sudah mumpuni.

Satu klub lain, Persiba, tampaknya tidak ada permasalahan berarti dari persiapan tim yang kini ditangani Junaidi. Soal dana, tim Beruang Madu, meski juga menggunakan dana rakyat, namun sudah dikelola dengan tepat. Sisa dana dari musim-musim sebelumnya menjadikan tim yang musim lalu finis di urutan ketiga ISL itu, menjadikannya sebagai tim yang disebut-sebut paling sehat di antara tim pelat merah.

Kekuatan rupiah yang dimiliki dan sehatnya kas, menjadikannya sebagai tim yang diburu banyak pemain bertalenta. Salah satu alasan kenapa pemain bintang seperti Aldo Barreto bersedia berseragam biru lantaran tidak adanya catatan keterlambatan gaji dari tim yang berdiri pada 1950 itu.

Meski begitu, sebagai kekuatan yang kini mulai diperhitungkan di kancah sepak bola Indonesia, Persiba masih menyimpan kekurangan. Itu ditunjukkan saat laga Inter Island Cup (IIC) beberapa waktu lalu. Namun itu juga tidak terlalu elementer. Hanya persoalan tim di lapangan yang kini menjadi ujian terberat Junaidi untuk mempertebal keyakinan pendukung Persiba bahwa tim kebanggaannya layak dijadikan kandidat juara musim 2010/2011.

Waktu tersisa hanya dalam hitungan hari. Usai Idulfitri, tiga tim yang menjadi duta Kaltim ini akan berpacu mempersiapkan diri menjadi yang terbaik. (*)

Artikel Terkait



0 komentar:

Posting Komentar

Sosial Networking
Photobucket Photobucket
Official Partner
Suporter Garuda Merah Putih
Statistik Pengunjung